Sebagaimana
santer di beberapa media sekuler yang mengambil informasi dari kantor berita
Syiah Fars mengenai penghancuran makam Nabi Muhammad,
informasi-informasi baru yang terungkap semakin menunjukkan kebohongan
informasi tersebut.
Diberitakan
oleh Fars bahwa pemerintah Arab Saudi berencana memperluas Masjid Nabawi
di Madinah. Hal itu menimbulkan kekhawatiran di banyak pihak jika makam Nabi
Muhammad akan dihancurkan.
Menurut
kantor berita itu, penghancuran makam Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
merupakan bagian dari rencana pemerintah Arab Saudi yang akan menghancurkan
seluruh situs bersejarah Islam, termasuk Masjid Nabawi dan 3 masjid lainnya
yang merupakan masjid tertua di dunia. Sebagai gantinya, dikatakan, pemerintah
Arab Saudi merencanakan pengembangan proyek ekspansi yang bernilai multi miliar
poundsterling.
Ketua
Majelis Ulama Indonesia KH Amidhan sudah menyatakan atas kedustaan tersebut
sepulangnya beliau dari Madinah belum lama ini.
“Memang mau
diperluas tapi kondisi makam tidak akan berubah. Selain itu kan makam ada di
dalam masjid,” kata KH Amidhan.
Sementara
itu, Ustadz Abdullah Haidir yang saat ini tinggal di Arab Saudi, melalui akun
jejaring sosialnya menyampaikan penjelasan mengenai perluasan masjid tersebut.
“Berita
tersebut sulit diterima kebenarannya. Berita yang sesungguhnya adalah rencana
perluasan besar-besaran yang sudah dicanangkan Raja Abdullah pada bulan
September lalu saat berkunjung ke Madinah yang disebut-sebut sebagai rencana
perluasan Masjid Nabawi terbesar dalam sejarah, karena akan menjadikan Masjid
Nabawi 3 kali lebih besar dari ukuran yang ada sekarang dan dapat menampung 2,8
juta jamaah shalat,” katanya.
Meski
demikian, beliau juga menyatakan adanya kritik dari sejumlah ulama Saudi
mengenai rencana arsitektur Masjid Nabawi yang baru dikarenakan adanya
perubahan posisi mihrab Nabi dan Raudhah.
“Hanya saja
memang ada kritik dan ketidaksetujuan terkait posisi mihrab dan Raudhah
nantinya. Karena jika dibangun berdasarkan maket yang ada, posisi Raudhah dan
mihrab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tidak lagi berada di depan,
tetapi menjadi di samping. Karena perluasan diarahkan dibagian kanan depan
masjid (lihat maket). Beberapa ulama Saudi sendiri mengkritisi rencana
perluasan tersebut yang dianggap tidak menempatkan Mihrab Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wa Sallam serta Raudhah sebagaimana mestinya.”
“Jadi, isu
pembongkaran makam Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tidak benar sama
sekali,” pungkasnya.
Atas
pemberitaan Fars yang dikutip berbagai media sekuler tersebut, beberapa
media Islam tanah air menyebutkan bahwa Fars sengaja melakukan pembohongan
informasi untuk mengadu domba antara kaum Suni Muslimin di berbagai belahan
dunia dengan kaum Muslimin Arab Saudi.
Rep/Red:
Alif Fayyadh