#navbar-iframe { display: none !important; }

Saturday, November 3, 2012

Isu Pembongkaran Makam Nabi Muhammad


Sebagaimana santer di beberapa media sekuler yang mengambil informasi dari kantor berita Syiah Fars mengenai penghancuran makam Nabi Muhammad, informasi-informasi baru yang terungkap semakin menunjukkan kebohongan informasi tersebut.

Diberitakan oleh Fars bahwa pemerintah Arab Saudi berencana memperluas Masjid Nabawi di Madinah. Hal itu menimbulkan kekhawatiran di banyak pihak jika makam Nabi Muhammad akan dihancurkan.


Menurut kantor berita itu, penghancuran makam Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan bagian dari rencana pemerintah Arab Saudi yang akan menghancurkan seluruh situs bersejarah Islam, termasuk Masjid Nabawi dan 3 masjid lainnya yang merupakan masjid tertua di dunia. Sebagai gantinya, dikatakan, pemerintah Arab Saudi merencanakan pengembangan proyek ekspansi yang bernilai multi miliar poundsterling.

Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Amidhan sudah menyatakan atas kedustaan tersebut sepulangnya beliau dari Madinah belum lama ini.
“Memang mau diperluas tapi kondisi makam tidak akan berubah. Selain itu kan makam ada di dalam masjid,” kata KH Amidhan.

Sementara itu, Ustadz Abdullah Haidir yang saat ini tinggal di Arab Saudi, melalui akun jejaring sosialnya menyampaikan penjelasan mengenai perluasan masjid tersebut.
“Berita tersebut sulit diterima kebenarannya. Berita yang sesungguhnya adalah rencana perluasan besar-besaran yang sudah dicanangkan Raja Abdullah pada bulan September lalu saat berkunjung ke Madinah yang disebut-sebut sebagai rencana perluasan Masjid Nabawi terbesar dalam sejarah, karena akan menjadikan Masjid Nabawi 3 kali lebih besar dari ukuran yang ada sekarang dan dapat menampung 2,8 juta jamaah shalat,” katanya.

Meski demikian, beliau juga menyatakan adanya kritik dari sejumlah ulama Saudi mengenai  rencana arsitektur Masjid Nabawi yang baru dikarenakan adanya perubahan posisi mihrab Nabi dan Raudhah.
“Hanya saja memang ada kritik dan ketidaksetujuan terkait posisi mihrab dan Raudhah nantinya. Karena jika dibangun berdasarkan maket yang ada, posisi Raudhah dan mihrab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tidak lagi berada di depan, tetapi menjadi di samping. Karena perluasan diarahkan dibagian kanan depan masjid (lihat maket). Beberapa ulama Saudi sendiri mengkritisi rencana perluasan tersebut yang dianggap tidak menempatkan Mihrab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam serta Raudhah sebagaimana mestinya.”

“Jadi, isu pembongkaran makam Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tidak benar sama sekali,” pungkasnya.
Atas pemberitaan Fars yang dikutip berbagai media sekuler tersebut, beberapa media Islam tanah air menyebutkan bahwa Fars sengaja melakukan pembohongan informasi untuk mengadu domba antara kaum Suni Muslimin di berbagai belahan dunia dengan kaum Muslimin Arab Saudi.
Rep/Red: Alif Fayyadh