(Anxiety)
sebetulnya merupakan reaksi normal terhadap situasi yang menekan. Namun dalam
beberapa kasus, menjadi berlebihan dan dapat menyebabkan seseorang ketakutan
yang tidak rasional terhadap sesuatu hal. Kecemasan berbeda dengan phobia (fobia), karena tidak spesifik untuk
situasi tertentu. Kecemasan dapat menyerang siapa saja, setiap saat, dengan
atau tanpa alasan apapun.
Banyak
pengertian/definisi yang dirumuskan oleh para ahli dalam merumuskan pengertian
tentang kecemasan. Beberapa ahli yang mencoba untuk mengemukakan definisi
kecemasan, antara lain :
- Maramis (1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.
- Lazarus (1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan aspek subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat ini, karena itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai menjelang kematian, rasa cemas sering kali ada.
- Saranson dan Spielberger (dalam Darmawanti 1998) menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi terhadap suatu pengalaman yang bagi individu dirasakan sebagai ancaman. Rasa cemas adalah perasaan tidak menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan rasa cemas tersebut.
- Tjakrawerdaya (1987) mengemukakan bahwa kecemasan atau anxietas adalah efek atau perasaan yang tidak menyenangkan berupa ketegangan, rasa tidak aman dan ketakutan yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang mengecewakan tetapi sumbernya sebagian besar tidak disadari oleh yang bersangkutan.
Lebih
lanjut, menurut Suryabrata (1986) apabila kecemasan timbul, maka akan mendorong
orang untuk melakukan suatu usaha untuk mengurangi kecemasan itu atau mencegah
impuls-impuls yang berbahaya.
Faktor Penyebab Timbulnya Kecemasan
Penyebab
terjadinya kecemasan sukar untuk diperkiraan dengan tepat. Hal ini disebabkan
oleh adanya sifat subyekif dari kecemasan, yaitu : Bahwa kejadian yang sama
belum tentu dirasakan sama pula oleh setiap orang. Dengan kata lain suatu
rangsangan atau kejadian dengan kualitas den kuantitas yang sama dapat
diinterprestasikan secara berbeda antara individu yang satu dengan yang
lainnya.
Teori
kognitif menyatakan bahwa reaksi kecemasan timbul karena kesalahan mental.
Kesalahan mental ini karena kesalahan menginterpetasikan suatu situasi yang
bagi individu merupakan sesuatu yang mengancam. Melalui teori belajar sosial
kognitif, Bandura menyatakan bahwa takut dan kecemasan di hasilkan dari harapan
diri yang negatif karena mereka percaya bahwa mereka tidak dapat mengatasi dari
situasi yang secara potensial mengancam bagi mereka.
Sedangkan
berdasarkan sumber timbulnya kecemasan, Freud (Dalam Calvin S. Hall, 1993) membedakan
kecemasan menjadi 3 macam, yaitu : a. Kecemasan Neurotik (Neurotic
Anxiety), yaitu kecemasan yang berhubungan erat dengan mekanisme pembelaan
diri, dan juga disebabkan oleh perasaan bersalah atau berdosa, konflik-konflik
emosional yang serius, frustasi, serta ketegangan-ketegangan batin; b. Kecemasan
Moral (Anxiety of moral conscience/super ego), yaitu rasa takut akan
suara hati, di masa lampau pribadi pernah melanggar norma moral dan bisa di
hukum lagi, misalnya takut untuk melakukan perbuatan yang melanggar ajaran
agama; c. Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety), yaitu rasa
takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa.
Menurut
Miramis (1985), kecemasan akan timbul bilamana individu tidak mampu menghadapi
suatu keadaan stress, dimana stress dapat mengancam perasaan, kemampuan
hidupnya. Sumber-sumber kecemasan adalah frustasi, konflik, tekanan, dan
krisis. Frustasi akan timbul bila adanya hambatan atau halangan antara individu
dengan tujuan dan maksudnya. Konfliknya terjadi bilamana individu tidak dapat
memilih antara dua atau lebih kebutuhan atau tujuannya. Tekanan bierkan kecil
tetapi bila bertumpuk-tumpuk dapat menjadi stress. Dan krisis adalah suatu
keadaan yang mendadak yang menimpa individu dan dapat menimbulkan kecemasan
yang hebat.
Secara
sederhana kecemasan dapat disebabkan karena individu mempunyai rasa takut yang
tidak realistis, karena mereka keliru dalam menilai suatu bahaya yang
dihubungkan dengan situasi tertentu, atau cenderung menaksir secara berlebihan
suatu peristiwa yang membahayakan. Kecemasan juga dapat di sebabkan karena
penilaian diri yang salah, dimana individu merasa bahwa dirinya tidak mampu
mengatasi apa yang terjadi atau apa yang dapat dilakukan untuk menolong diri
sendiri.
Sedangkan
berdasarkan sumber timbulnya kecemasan, Freud (Dalam Calvin S. Hall,
1993) membedakan kecemasan menjadi 3 macam, yaitu : a. Kecemasan Neurotik (Neurotic
Anxiety), yaitu kecemasan yang berhubungan erat dengan mekanisme pembelaan
diri, dan juga disebabkan oleh perasaan bersalah atau berdosa, konflik-konflik
emosional yang serius, frustasi, serta ketegangan-ketegangan batin; b.
Kecemasan Moral (Anxiety of moral conscience/super ego), yaitu rasa
takut akan suara hati, di masa lampau pribadi pernah melanggar norma moral dan
bisa di hukum lagi, misalnya takut untuk melakukan perbuatan yang melanggar
ajaran agama; c. Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety), yaitu rasa
takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa.
Secara umum
Kecemasan merupakan suatu keadaan yang normal pada setiap individu, namun jika
tidak dihadapi secara tepat maka akan menimbulkan gangguan psikologis
yang lebih jauh. Pada artikel berikutnya dunia psikologi
akan menghadirkan gejala-gejala, tips mengatasi dan treatment terhadap
kecemasan (anxiety).
Referensi
Buku :
- Miramis, W.F. 1995. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press
- Calvin S. Hall. 1999. A Primer of Freudian Psychology. Plume Publisher
- Lazarus, Richard S. 1991. Progress on a cognitive-motivational-relational theory of Emotion. American Psychologist
- Tjakrawerdaya, D. 1987. Rasa Bersalah Sebagai Motif Mekanisme Difensi Pada Gangguan Cemas Secara Menyeluruh. Majalah Psikiatri Jiwa. Jakarta : Yayasan Kesehatan Jiwa Dharmawangsa
- Suryabrata, Sumadi, 1986. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV. Rajawali